bismillah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Senin, 17 September 2018

Info Quota CASN/CPNS Cilacap dan Jawa Tengah September 2018


Hai bagi para Calon Aparatur Sipil Negara atau CASN, kabar gembira karena CASN 2018 embali dibuka yang mayoritas quotanya adalah untuk guru dan pegawai kesehatan. CASN dengan siste yang serba online ini menuntut untuk pendaftar CASN agar aktif mencari informasi.

Kali ini admin akan membagi quota CASN yang dibutuhkan oleh Kabupaten Cilacap dan juga Jawa Tengah. Formasi yang dibutuhkan oleh Kabupaten Cilacap dan Jateng ini adalah untuk adalah untuk Guru SD, Guru Mapel baik SD/SMP/SMA/SMK, pegawai kesehatan, pegawai pekerjaan umum seperti ahli jembatan dan masih banyak lagi. Untuk itu admin akan lampirkan file pdf untuk quota rinci tersebut.

QUOTA CASN KABUPATEN CILACAP DAN PROVINSI JAWA TENGAH
KLIK DI SINI

Bagi yang berminat membeli buku latihan CASN 2018 (659 halaman) berbasis Computer Assisted Test (CAT) terbaru bisa hubungi kami di WA/SMS 082317387772, pengiriman Yogyakarta dengan harga
1 @110.000
2 @ 105.000
3 @ 100.000

 Dilengkapi dengan:

  • Tips SUkses CAT
  • 30 Paket soal ( Baris, Matematika Dasar, Antonim, Antologi Kata, Pemahaman Wacana, Penalaran Analitis, TIU (Tes Intelegensi Umum), Sejarah, UU, Tata Negara, Kebijakan Pemerintah, Kewarganegaraan, Tes Karakter Pribadi, TWK, dan try out)
  • Rangkuman Materi (Kemampuan Verbal, Kemampuan Logis, Kemampuan Analitis, Kemampuan Numerik)



DIGITAL TALENT SCHOLARSHIP 2018 BY KOMINFO

Dalam rangka menghadapi revolusi industri, kominfo mengadakan beasiswa pelatihan intensif selama dua bulan untuk 1000 orang tanpa dipungut biaya apapun. Kursus tersebut melipulti:

  • Cyber - Security
  • Big Data Analystics
  • Artificial Intelligence
  • Digital Business
Adapun yang dapat mengikuti kursus ini adalah bagi WNI dengan qualifikasi sebagai berikut:

  • Lulusan D3 / S1
  • Lulusan SMK bidang TIK
  •  ASN/PNS
  • Pelaku Industri
Fasilitas dala mengikuti kursus ini adalah:
  • Pendidikan bebas biaya
  • Sertifikat pelatihan
  • Kesempatan Magang
  • Kesepatan mengikuti pelatihan lanjutan
  • Perlengkapan pelatihan
  • Uang transport

ALUR PENDAFTARAN

DISELENGGARAKAN DI :

Senin, 27 Agustus 2018

Arti dan Penjelasan Dhalang Menurut Ensiklopedia Sastra Jawa Terbitan Balai Pustaka

Dhalang (120)

Istilah dhalang tersimpul dari kata weda dan wulang atau mulang. Weda ialah kitab suci orang beragama Hindu yang ditulis dalam Bahasa Sansekerta. Di dalam Weda termuat peraturan tentang hidup dan kehidupan manusia di tengah masyarakat ketika berinteraksi dengan sesama manusia menuju kesempuranaan (setelah meninggal dunia). Wulang berarti ajaran atau petuah. Mulang  berarti memberi pelajaran.  Berdasarkan hal itu, dhalang dapat digambarkan sebagai seorang yang mempunyai tugas suci untuk memberi pelajaran, wejangan, uraian atau tafsiran tentang isi kitab suci Weda beserta maknanya kepada khalayak ramai. Menurut sejarahnya, pada zaman dahulu, dhalang tidak mengharapkan upah dalam bentuk apa pun atas karyanya itu. Hal itu diungkapkan dalam bahasa sepi ing pamrih, rame ing gawe 'tiada mengharap imbalan, sungguh-sungguh bekerja'. Segala pikiran dan tenaga dhalang hanya dipusatkan kepada tugasnya tersebut, yaitu menanamkan benih kesempurnaan dan keluhuran  budi pekerti pada orang-orang yang mengikuti jejaknya melalui pertunjukan cerita wayang kulitnya. Seorang dhalang mempunyai kedudukan sederajat dengan guru yang luhur dan luas pengetahuannya. Kini, pekerjaan mendalang merupakan suatu mata pencaharian, bukan semata-mata suatu bentuk pengabdian seperti zaman dahulu.

Istilah Begawan dalam Penokohan Cerita Wayang menurut Ensiklopedia Sastra Jawa Terbitan Balai Pustaka Yogyakarta

Begawan (61)
Begawan Ciptoning

Begawan adalah gelar bagi pertapa dan guru dalam dunia pewayangan. Begawan Drona, misalanya, adalah guru besar di Kerajaan Astina yang mengajarkan ilmunya pada keluarga Kurawa dan Pandawa. Begawan Bagaspati, waulaupun hanya mempunyai seorang murid bernama Narasoma - menantunya sendiri, tetapi ia seorang pertapa yang tekun. Seorang begawan tidak harus berdarah brahmana. Misalnya, ketika Arjuna bertapa di Gunung Indrakila, ia memakai nama Begawan Ciptoning atau Begawan Mintaraga. Bahkan Anoman, yang berwujud kera pun di hari tuanya dikenal dengan sebutan Begawan atau Resi Mayangkara.

Dalam pewayangan sebutan serupa begawan adalah resi atau pandita. Hampir semua begawan dalam pewayangan merupakan manusia sakti.

Istilah Awicarita dalam Ilmu Pedhalangan dalam Ensiklopedia Sastra Jawa

Awicarita (46)

Dalam istilah Jawa dikenal istilah awicarita. Awicarita adalah seseroang yang ahli mendongeng atau bercerita yang membuat pembaca merasa terharu. Istilah awicarita setaraf dengan paramengsastra (ahli di bidang bahasa dan sastra), paramengkawi (ahli dibidang karang-mengarang), mardawa lagu (ahli di bidang tembang dan lagu, mardawa berarti halus), mardawa basa (ahli di bidang merangkai bahasa yang mengharukan atau menyebabkan rasa haru di hati, yang menyebabkan rasa gembira, rasa kasih, dan sebagainya), mandraguna (sangat terampil dalam hal kemampuan dan pengetahuan), nawungkrida (halus perasaan sampai bisa menanggapi maksud hati orang lain, dan sambegana (utama sekal hidupnya). Pujangga yang bergelar awicarita memiliki beberapa kelebihan, baik lahir maupun batin. Seorang pujangga yang memiliki kelebihan batin berarti dapat mendengar akacacabda 'suara langit'. Yang dimaksudkan suara langit atau bisikan atau ilham yang datang dari langit atau dalam isitilah sastra Jawa disebut Jangka 'ramalan'.

Dalam perkembangannya, istilah awicarita juga digunakan dalam istilah pedalangan. Dalam istilah pedalangan, awicarita digunakan sebagai penyebutan bagi dalang yang mampu menguasai seluk-beluk wayang dan segala kelengkapannya. Dalang dapat disebut awicarita apabila dia memahami dengan benar semua cerita yang terkandung dalam sebuah lakon yang sedang ditunjukannya. Disamping itu, ia mengetahui semua boneka wayang kulit beserta ricikan-nya, yaitu berbagai peralatan dan perlengkapannya yang diperlukan secara mutlak untuk menentukan suatu lakon. Untuk menjadi awicarita, dalang harus dapat mengetahui dua belas macam keahlian.

Kedua belas hal pokok itu adalah

Istilah Empu dalam Ensiklopedia Sastra Jawa terbitan Balai Pustaka

Empu (162)

Ada beberapa pengertian untuk istilah empu, yaitu (1) guru, pandai besi, (2) tuan, orang yang terhormat, atau yang memiliki nilai lebih, pujangga, dan (3) umbi kunyit, kencur besar. Dalam kaitannya dengan sastra Jawa, arti terdekat empu adalah "pujangga" atau pengarang, yaitu orang yang pandai atau memiliki nilai lebih dalam karang-mengarang. Bahkan, seorang yang bergelar "empu" adalah seseorang yang telah mampu menciptakan maha karya atau karya agung selama pengabdiannya di bidang seni yang ditekuni. Termasuk dalam pengertian seni di sini ialah seni sastra, karawitan, arsitektur, dan pembuatan keris pusaka. Mereka yang dinilai berprestasi dalam bidang-bidang tersebut mendapat gelar resmi sebagai "empu" dari kerajaan. Dalam masyarakat umum istilah "empu" dikenakan sebagai pembuatan keris pusaka, seperti sebutan Empu Gandring, Empu Supa, dan sebagainya.

Rabu, 01 Agustus 2018

Sastra Jawa Berkaitan dengan Ilmu Pedalangan (Empu, Awicarita, Begawan, Dhalang, Kawi, Kawi Miring, dan Sekar Ageng)

Sering nonton pagelaran wayang kulit dan sering terpesona dengan cara dalangnya membawakan cerita dan penokohan wayangnya, membawakan suluknya, mengantarkan cerita janturannya, gedingnya, sekarnya, sampai bentuk wayangnya. Aku sering banget nanya ke orang-orang yang aku temui saat nonton wayang. Beberapa orang menyodorkanku buku tentang wayang, mengajakku menghadiri workshop tentang wayang sampai main ke sanggar wayangnya. Heee....

Kali ini aku nemuin buku Ensiklopedia Sastra Jawa terbitan Kemendikbud dan Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi DIY

Wisnu dan Sri Bathara Kresna menurut Sunan Prawata (Ilmu Kang Kaesthi Jeng Sunan Prawata)

Semenjak sebulanan yang lalu sebetulnya sudah pengin nulis tentang apa yang muncul di otakku dan cukup meresahkan. Pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal tentang spekulasi pemikiranku yang mungkin bagi sebagian orang lumayan aneh dan ektrim. Tapi aku yakin dari spekulasiku ini pasti ada jawabannya dan akhirnya aku menemukan spekulasiku tentang dunia pewayangan tadi malam. Sangat bersyukur sekali ternyata sedikit dari beberapa pertanyaan dan spekulasiku selama ini sudah terjawab dan ada dasar yang jelas. Malam tadi aku menghadiri acara hajatnya Mas Rency, Mas Rency ini sebetulnya adalah pangeran Paku Alaman tapi beliau itu biasanya marah kalau disinggung-singgung soal gelarnya heeee..... :D Mas Rency kebetulan weekend nanti akan sowan ke Makam Sunan Prawata, jadi sebelum ke sana Mas Rency mengadakan acara sholawatan dan membahas atau ngaji Serat Gubahan Sunan Prawata yang isinya menceritakan siapa dirinya

Minggu, 08 Juli 2018

Wayang Kancil / Mousedeer Puppet Sepeninggalan Mbah Ledjar Subroto

Wayang Kancil adalah wayang yang menyuguhkan cerita fabel. Wayang Kancil tergolong kedalam cerita fabel karena tokohnya merupakan wayang sato atau wayang hewan. Tokoh utama dalam wayang kancil yaitu si kancil dengan beberapa tokoh hewan pendukung seperti harimau, ular, kerbau, buaya, bangau, garuda, badak dan masih banyak lagi.

Sanggar Wayang Kancil Jl Mataram Kelurahan Danurejan

Dari tangan Mbah Ledjar Subroto, maestro wayang, Wayang Kancil diciptakan di Yogyakarta sebagai sarana pendidikan karakter bagi anak-anak. Mbah Ledjar merupakan seniman asal Wonosobo, beliau adalah sosok yang

Selasa, 10 April 2018

Cinta dan Kesetiaan

Aku bertanya-tanya apa itu cinta?
Apakah cinta yang sesungguhnya hanya cukup mengagumi?
Hanya cukup untuk saling bersanding
Dan kemudian sewaktu-waktu bisa terjadi apa saja
Rasanya cinta akan sangat hambar
Tak ada tempat untuk berlabuh yang nyaman

Aku dengan usiaku yang hampir saja menginjak usia perakku
Masih mencari-cari apa itu arti cinta
Sampai aku belajar dari kehidupan
Bahkan tanpa mengucapkan kata cinta

Dalam kehidupanku aku menyajikan senyum
Menyuguhkan kepercayaan
Itu yang aku lakukan
Mungkin tak begitu cukup hanya itu

Sampai suatu ketika
Aku berkorban untuk melakukan sesuatu
Untuk orang disekitarku
Sesuatu yang sangat berharga
Melindungi mereka dengan upayaku
Sebisaku
Menjaga mereka

Suatu jiwa yang saling terkait
Pasti bisa merasakan kejadian sekitar
Dengan hatinya yang saling terkait

Cinta, Kesetian, Kepercayaan, Pengorbanan, dan Hati yang terpaut
💞💟💢💝💜💚💙💘💗💖💕💓
 Hablum Minannaas

Jumat, 23 Maret 2018

Stereotype dan Fakta dari Cerita Si Kancil

Tahukah kalian tentang Wayang Kancil? Sebagian orang termakan stereotype bahwa Kancil dalam dongeng masa anak-anak merupakan hewan yang licik dan cerdik. Ya memang kancil binatang yang cerdik, tapi stereotype licik itu tidaklah benar dan jelas tidak sesuai. Mungkin, mereka yang termakan stereotype tersebut tidak betul-betul menyimak ceritanya secara utuh. Mereka yang kurang mencermati cerita-cerita tentang si Kancil kurang memperhatikan konteks penyampaian cerita tersebut dan hanya mengkrop penggalan cerita si kancil, dan sepertinya yang kekrop itu adalah cerita saat kancil mencuri atau saat kabur dari seorang atau seekor hewan yang menangkapnya.

Well, kita tinggalkan dulu stereotype itu ya. Tahukah cerita si Kancil itu sebetulnya bersumber dari mana? Cerita si Kancil adalah suatu karya sastra berupa cerita fabel yang kuno dan berasal dari Melayu dan Jawa.  Cerita si Kancil ini diangkat dari beberapa serat Melayu dan juga serat karya Sunan Bonang. Coba kita perhatikan bersama-sama, cerita yang diangkat dari sebuah serat apakah hanya mengirimkan pesan bahwa suatu tokoh itu adalah pencuri? Tentu saja menurut ku tidak. Justru menurutku tokoh si Kancil merupakan hewan yang bijaksana yang menjadi pahlawan untuk hutan dan juga penghuninya.

Cerita Kancil Nyolong Timun (Kancil Mencuri Timun), dikisahkan Kancil mencuri mentimun di kebun Pak Tani. Ketika Kancil tertangkap Pak Tani, si Kancil kemudian berhasil menyelamatkan diri. Jika kita analisa Kancil itu kan sebetulnya hidup di hutan, yang tentu di hutan seharusnya memiliki atau menyuplai lebih banyak makanan untuk para hewan. Tapi, di cerita ini Kancil malah mencuri timun di kebun Pak Tani yang tentu lebih sering dijaga oleh Pak Tani itu sendiri. Kalo kita cermati bersama-sama tentu ini aneh kan?

Kamis, 22 Maret 2018

Awal Gemar Menonton Wayang

Wayang Gedog
Keluargaku tinggal di daerah Cilacap Barat, Cilacap perbatasan dengan Jawa Barat jadi jarang sekali ada pagelaran wayang kulit, berbeda dengan daerah Cilacap yang berbatasan dengan Kebumen yang biasanya banyak dalang dan juga banyak pagelaran wayang kulit. Bapakku adalah seorang yang suka sekali dengan Budaya Jawa beliau suka sekali tembang Jawa, pintar membuat sinom, pangkur, geguritan dan lain sebagainya dan bahkan faseh sekali kalau menulis aksara Jawa.
Suatu ketika saat aku duduk di bangku SD, bapak antusias sekali kalau ada acara wayang semalam suntuk di salah satu stasiun TV dan kemudian bercerita kepada kami. Dengan penuh semangat bapak mengajakku dan kembaranku untuk menonton juga. Tentu kita sangat senang, dan kebetulan acara wayang tersebut biasanya ada di malam Minggu. Kalau ada acara wayang kami langsung menggelar kasur di depan tv. Acara wayangnya memang tengah malam, yaitu mulai sekitar jam 22.00 malam, biasanya aku dan kembaranku tidur sebelum acara dimulai.

Acara wayang dimulai, kami pun dibangunkan oleh bapak. Untuk pertama kami tentu tak mengerti benar siapa tokoh-tokoh wayang yang sedang tampil dan apa alur ceritanya. Kami biasanya bertanya kepada bapak, mereka sedang berbicara mengenai apa, dalangnya siapa, dan kemudian sindennya pun kami bahas.

Tahukah tokoh wayang yang terngiang dalam benakku siapa saja?

Rabu, 14 Maret 2018

Dedonga Cara Jawa

Di Yogyakarta banyak sekali forum yang membahas tentang budaya termasuk membahas tentang serat. Salah satu yang sering saya ikuti adalah bahasan mengenai budaya bertema di Pendopo Ifada, salah satu penerbit di Yogyakarta dan untuk pembicara yang sering saya ikuti adalah Ki Herman Sinung Janutama seorang peneliti Jawa. Pas aku main ke Pendopo Ifada mas Bagus langung menyodorkan beberapa buku dan menunjukkan video Ki Herman membacakan kidung, yang kidung tersebut berisikan tentang berdoa dengan cara Jawa dan juga beberapa serat berisikan tentang danyang atau penguasa jin/gaib di banyak tempat di Indonesia. Puniki naskahipun... sumonggo.....

Oiya untuk menambah pemhaman ini ada referensi artikel berjudul Sebuah Pemahaman (klik di sini) pengantar pemahaman tentang kumara dan pembagiannya ,, ada termasuk pengertian dalang dll.

[19:30, 2/3/2018] Mas Bagus Ifada:

Dedonga Cara Jawa

Pambuka

Bawa Sekar Dhandhanggula Turu Lare :
Kang kinitha lelaguning gendhing,
Sarayuda pambukaning sekar,
Dhandhanggula turu lare,
Binarung ing swara rum,
Ruming raras kang milangoni,
Wiramane lancaran,
Mung kinarya gecul,
Pepathete nora oncat,
Wus kacakup cakepane datan cicir,
Lir-ilir gumregaha.

Katampi Tembang Ilir-Ilir :
Lir-ilir lir-ilir tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
Bocah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna kanggo masuh dodotira
Dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Domana jlumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung gedhe rembulane
Mumpung jembar kalangane
Ya suraka .. Surak iyo

Kidung Suksmawedha
(Dhandhanggula)

Ana kidung hakembang hartati, sapa weruh reke
araningwang, duk ingsun ana ing ngare, miwah duk aneng
gunung, Ki Samurta lan Ki Samurti, ngalih aran ping
tiga, Artadaya tengsun, araningsun duk jajaka, Ki
Artati mangke araningsun ngalih, sapa weruh
araningwang.

Sapa weruh kembang tepus kaki, sasat weruh reke
Artadaya, tunggal pancer lan uripe, sapa wruh ing
panuju, sasat sugih pagere wesi, rineksa wong sajagad,
kang angidung iku, lamun dipun apalena, kidung iku den
tutug padha sawengi, adoh panggawe ala.

Lawan rineksa dening Hyang Widdhi, sakarsanya tinekan
dening Hyang, rineksa ing janma kabeh, kang maca kang
angrungu, kang anurat myang kang animpeni, yen ora
bisa maca, simpenana iku, temah ayu kang sarira, yen
linakon dinulur sasedyaneki, lan rineksa dening Hyang.

Yogyakarta I am Here.....


Wisuda bulan Agustus 2016 lalu yang bergelar S.Pd. di IKIP Siliwangi Bandung, aku memang langsung merencanakan untuk mengambil Pendidikan Profesi Guru (PPG) terlebih dahului dengan mengikuti program SM3T. Aku sengaja tidak mendaftar-daftar ke sekolah untuk mengajar karena alasan peraturan pemerintah tentang guru. Ini mungkin dilematika bagi guru di seluruh Indonesia, dan menjadi guru itu adalah momok yang sedikit menakutkan. Kalian tahu kenapa? karena gaji guru honorer tidaklah seberapa.. Emmm... but It is true. Dan menurut peraturan tentang guru yang terbaru, guru yang belum PLPG (istilah dulu) atau belum PPG (istilah sekarang) belum legal menjadi guru. PPG ini juga sebenarnya melindungi hak guru dalam hal honor. 

Bulan Juni 2016 sebetulnya ada pendaftaran SM3T, aku sempat mendaftar tapi karena kembaran lulus kemudian dia meminta untuk mendaftar SM3T tahun depan. Setengah tahun menganggur, bolak-balik Yogyakarta - Bandung - Cilacap dan travel ke beberapa tempat akhirnya aku memutuskan untuk mengajar les di Cilacap Kota. Baru empat bulan memberi les anak SD dan SMP akhirnya Ristek Dikti membuka program PPG Bersubsidi. Ada dua acam PPG Bersubsidi yang ditawarkan, yaitu PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan. PPG Prajabatan adalah program profesi untuk lulusan linier dengan profesi yang dibuka dengan usia dibawah 28 tahun dan belum menikah. PPG Dalam Jabatan (Daljab) adalah bagi guru yang aktif mengajar dan sudah mengantongi SK mengajar minimal dua tahun dan linier dengan program profesi yang dibuka.

Well...well... yang ditunggu-tunggu akhirnya .... Aku langsung daftar, dan langsung mendaftar di Yogyakarta. Kota yang