bismillah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Jumat, 12 Oktober 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Hmmmm...... kayaknya kita belum pernah bahas masalah pendidikan yah guys...... Kali ini penulis akan membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas atau yang biasa dikenal sebagai PTK. PTK ini adalah salah satu materi Pendidikan dan Latihan Profesional Guru (PLPG). Pasti pada berfikiran wah penulisnya udah jadi guru nii,,, ehehe padahal belum kog aku masih semester pertama di Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Bandung ^_^ kebetulan pak dhe(uwa) nyuruh aku buat ngetikin bahan ajarnya di UPI,,aku masukin ajah deh di blog buat isi-isi karena lama juga ega ngepos :-D
nah ini dia tentang Penelitian Tindakan Kelas yang aku rangkum dari buku BAHAN AJAR Profesionalisme Guru, PTK dan KTI dari UPI... Lets See.....

A.   Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
 (PTK) yang merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR) adalah Action Research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action Research yang diterjemahkan menjadi penelitian kelas pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-…”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu bisa dipecahkan.
Terdapat beberapa pengertian para ahli tentang penelitian tindakan kelas. Seperti dalam Wiriatmadja (2007:11) diungkapkan beberapa  pengertian PTK, yaitu sebagai berikut :
a.         Hopkins (1993) : PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtensif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin ikuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam suatu proses perbaikan dan perubahan.
b.        Repoport (1970) : PTK untuk membatu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerjasama dalam kerangkayang disepakati bersama.
c.         Kemmis (1983) : penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri refleksi yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :
·      Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka.
·      Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini.
·      Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
d.      Ebbut (1985) : PTK adalah kajian sistematik dari perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil ari tindakan-tindakan tersebut.
e.      Elliot (1991) : PTK sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut.
Secara ringkas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 207:1,4).
B.   Karakteristik Pengertian Tindakan Kelas
Dari beberpa pengert, kita dapat menemukan beberapa karakteristik PTK, diantaranya :
1.       Adanya masalah dalam PTK dipacu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukanya selama ini kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan kata lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari dalam diri guru sendiri (an inquiri of practice from within), bukan oleh orang dari luar. Tegasnya kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal dari munculnya masalah yang perlu dicari jawabanya.
2.       Self reflective inquiry atau penelitian melui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan objek atau tempat lain sebagai responden maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data diri praktiknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti guru mencoba mengingat sendiri apa yang dikerjakanya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian yang terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.
3.       Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku gur dan siswa dalam melakukan interaksi.
4.       Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap terus menerus, selamam kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berdasarkan pola : perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang).
5.       Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangkawaktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya.
6.       Bersifat praktikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digeneralisasi meskipun mungkin ditetapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
7.       Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu di ubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
8.       Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti, bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan orang yang diteliti.
9.       Bersifat kolaboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerjasama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
10.  Bersifat kausistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru menggarap masalah-masalah besar.
11.  Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.
12.  Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentatifkan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistic yang sederhana, bukan yang rumit.
13.  Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
C.   Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk :
1.     Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaknsanakan guru demu tercapainya tujuan pembelajaran.
2.     Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaukan oleh guru.
3.     Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran kelas agar pembelajaran bermutu.
4.     Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarinya.
5.     Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6.     Mencoba gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
7.     Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasi penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
D.   Manfaat penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, pembelajar maupun sekolah.
1.     Menfaat penelitian tindakan kelas bagi guru.
Bagi guru, PTK mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :
a.        Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.
b.       Membantu guru berkembang secara profesional karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu menunjukan otonominyasebagai pekerja profesional.
c.        Meningkatkan rasa percaya diri guru.
d.       Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
2.     Memanfaatkan penelitian tindakan kelas bagi pembelajar/siswa.
Bagi pembelajar/siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan hasil/proses belajar siswa, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3.     Menafaat penelitian tindakan kelas bagi sekolah.
Bagi sekolah, PTKmembantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan guru di sekolah tersebut.
E.   Keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas
Disamping mempunyai manfaat, PTK sebagai salah satu metode penelitian mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu :
1.       Validitasnya masih sering disangsikan.
2.       Validitas atau kesahihan PTK sebagai penelitian ilmiah seringkali dipertanyakan. Metodologi yang agak longgar yang lebih bersifat informal meskipun dijaga keobjektifanya masih menimbulakan keraguan.
3.       Tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampel terbatas.
4.       Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian PTK berlaku dan ampuh dilakukan dikelas atau di sekolah yang lain. Meskipun demikian hasil penelitian tersebut tentu dapat diujicoba oleh guru lain dengan mempertimbangkan berbagai modifikasi sesuai kondisi kelasnya.
Workshop PTK meruoakan tindak lanjut dari pendalam materi PTK sebelumnya. Workshop io sebagai berikut.
1.     Peserta difasilitasi instruktur mengidentifaikasi masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas pada sekolah tempat tugasnya.
2.     Peserta memilih masalah yang penting dan memerlukan pemecahan dengan segera.
3.     Peserta membuat rencana proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sekurang-kurangnya mengandung unsure: (1) judul, (2) latar belakang masalah, (3) rumusan masalah, (4) kajian teori walaupun hanya point-point yang akan dibahas (5) metodologi penelitian tindakan kelas, sekurang-kurangnya berisi: setting, scenario PTK dan criteria keberhasilan PTK.
4.     Peserta mempresentasikan rancangan proposal.
semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar