bismillah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Rabu, 22 November 2017

Majalah Pusara dan Jurnalistik

Awalnya aku tak mengetahui apa itu Majalah Pusara, hingga akhirnya aku menghadiri sebuah diskusi rutin mben Selasa di Museum Dewantara Kirtigriya di Jalan Taman Siswa Kota Yogyakarta yang bertemakan tentang literasi. (10/10/2017)
Langsung saja dibabar tentang apa yang aku dapat dari diskusi ini ya…. Check this out…
Majalah Pusara merupakan majalah yang dibuat atas dasar prakarsa ki Hajar Dewantara, majalah ini tepatnya berdiri pada tanggal 31 Oktober 1931 dan tahun ini menginjak usia 86 tahun. Sampai sekarang, Majalah Pusara masih tetap konsisten dengan misinya sebagai penyebar pendidikan, ilmu dan pengamat tingkah laku pribumi sehari-hari.
Beruntung sekali aku

Jumat, 10 November 2017

Untold

Aku dilahirkan sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Bapak, Ibu dan ketiga kakakku, kami terpaut beda usia yang cukup jauh. Bayangkan saja waktu itu ibu mengandung aku usianya sudah hampir empat puluh tahun, selisih usiaku dengan para kakakku juga kisaran 10-17 tahun dan lagi kau tahu? usia ibu dan bapakku itu selisih sekitar 12 tahun lebih tua bapakku. Keluarga yang dingin karena kami punya kehidupan sendiri-sendiri. Ibuku hanyalah ibu rumah tangga yang seharusnya berada di rumah lebih lama, tapi setelah ku fikir-fikir ibuku itu juga ada beberapa kegiatan seperti aktifis ibu-ibu pkk karena tuntutan profesi bapak belum lagi arisan dan beberapa kesenangannya yang mungkin tak bisa kusebutkan. Aku tak terlalu ingat ketika aku masih kecil dan ibuku mempunyai banyak kegiatan, tapi aku sedikit ingat ketika dulu aku tak bisa jauh dari ibuku sekitar usia belum sekolah aku sering tidur siang dan terbangun selalu menangis karena hampir bisa dikatakan di rumah tak ada orang! Mba pertamaku dia pas SMA di Bandung dan setelah selesai SMA mbakku

Sabtu, 12 Agustus 2017

Kidung Rumekso ing Wengi dening Sunan Kali Jaga

Bagi khalayak islam terutama di tanah Jawa, sosok Sunan Kali Jaga tentulah familiar karena beliau adalah salah satu Wali yang begitu terkenal. Beliau berpengaruh terhadap keislaman di Jawa dan perannya dalam penyebaran Islam di Jawa. Namun perlu diketahui bahwa sosok Sunan Kali Jaga mempunyai banyak nama disetiap tempat penyebaranya. Arti kata Kali Jaga sendiri bisa berarti beliau adalah pertapa yang tempat semedinya menyusuri aliran sungai, Kali juga adalah salah satu nama sungai di Cirebon, Kali di sini juga dapat diartikan sebagai Dewi Kali atau Dewi Bumi atau Ibu Pertiwi. Setiap Wali Songo mempinyai peranannya masing-masing sebagai penyebar agama Islam. Sunan Kali Jaga disini berperan sebagai konduktor, yakni bagaimana Islam  bisa diserap oleh masyarakat Jawa dengan latar budaya yang sedemikian rupa. Hasilnya adalah beliau membuat ajaran Islam yang diakulturisasi dengan tembang dan wayang kulit tentu dengan transendensi antara Jawa dan Islam itu sendiri. Berikut admin sajikan jurnal tentang Kidung Rumekso ing Wengi yang berjudul Tuwajuh Jroning Ati. Jurnal ini sempat menjadi bahan diskusi di Pendopo Percetakan Buku Ifada (IG buku_ifada) pada malam Jumat 3 Agustus 2017.


Tuwajuh Jroning Ati:
Ngalap Berkah dari Kidung Rumekso Ing Wengi
By: Nur Khalik Ridwan
(Makalah disampaikan dalam Diskusi Mingguan Ifada, Seri Kajian Para Wali Jawa)
Namanya adalah Kidung Rumekso ing Wengi (KRiW), berdasarkan Serat Suluk Zaman Keraton Ndalem ing Surakarta. Saya mendasarkan dari apa yang ditransliterasi oleh Nancy K. Florida