bismillah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Jumat, 23 Maret 2018

Stereotype dan Fakta dari Cerita Si Kancil

Tahukah kalian tentang Wayang Kancil? Sebagian orang termakan stereotype bahwa Kancil dalam dongeng masa anak-anak merupakan hewan yang licik dan cerdik. Ya memang kancil binatang yang cerdik, tapi stereotype licik itu tidaklah benar dan jelas tidak sesuai. Mungkin, mereka yang termakan stereotype tersebut tidak betul-betul menyimak ceritanya secara utuh. Mereka yang kurang mencermati cerita-cerita tentang si Kancil kurang memperhatikan konteks penyampaian cerita tersebut dan hanya mengkrop penggalan cerita si kancil, dan sepertinya yang kekrop itu adalah cerita saat kancil mencuri atau saat kabur dari seorang atau seekor hewan yang menangkapnya.

Well, kita tinggalkan dulu stereotype itu ya. Tahukah cerita si Kancil itu sebetulnya bersumber dari mana? Cerita si Kancil adalah suatu karya sastra berupa cerita fabel yang kuno dan berasal dari Melayu dan Jawa.  Cerita si Kancil ini diangkat dari beberapa serat Melayu dan juga serat karya Sunan Bonang. Coba kita perhatikan bersama-sama, cerita yang diangkat dari sebuah serat apakah hanya mengirimkan pesan bahwa suatu tokoh itu adalah pencuri? Tentu saja menurut ku tidak. Justru menurutku tokoh si Kancil merupakan hewan yang bijaksana yang menjadi pahlawan untuk hutan dan juga penghuninya.

Cerita Kancil Nyolong Timun (Kancil Mencuri Timun), dikisahkan Kancil mencuri mentimun di kebun Pak Tani. Ketika Kancil tertangkap Pak Tani, si Kancil kemudian berhasil menyelamatkan diri. Jika kita analisa Kancil itu kan sebetulnya hidup di hutan, yang tentu di hutan seharusnya memiliki atau menyuplai lebih banyak makanan untuk para hewan. Tapi, di cerita ini Kancil malah mencuri timun di kebun Pak Tani yang tentu lebih sering dijaga oleh Pak Tani itu sendiri. Kalo kita cermati bersama-sama tentu ini aneh kan?

Kamis, 22 Maret 2018

Awal Gemar Menonton Wayang

Wayang Gedog
Keluargaku tinggal di daerah Cilacap Barat, Cilacap perbatasan dengan Jawa Barat jadi jarang sekali ada pagelaran wayang kulit, berbeda dengan daerah Cilacap yang berbatasan dengan Kebumen yang biasanya banyak dalang dan juga banyak pagelaran wayang kulit. Bapakku adalah seorang yang suka sekali dengan Budaya Jawa beliau suka sekali tembang Jawa, pintar membuat sinom, pangkur, geguritan dan lain sebagainya dan bahkan faseh sekali kalau menulis aksara Jawa.
Suatu ketika saat aku duduk di bangku SD, bapak antusias sekali kalau ada acara wayang semalam suntuk di salah satu stasiun TV dan kemudian bercerita kepada kami. Dengan penuh semangat bapak mengajakku dan kembaranku untuk menonton juga. Tentu kita sangat senang, dan kebetulan acara wayang tersebut biasanya ada di malam Minggu. Kalau ada acara wayang kami langsung menggelar kasur di depan tv. Acara wayangnya memang tengah malam, yaitu mulai sekitar jam 22.00 malam, biasanya aku dan kembaranku tidur sebelum acara dimulai.

Acara wayang dimulai, kami pun dibangunkan oleh bapak. Untuk pertama kami tentu tak mengerti benar siapa tokoh-tokoh wayang yang sedang tampil dan apa alur ceritanya. Kami biasanya bertanya kepada bapak, mereka sedang berbicara mengenai apa, dalangnya siapa, dan kemudian sindennya pun kami bahas.

Tahukah tokoh wayang yang terngiang dalam benakku siapa saja?

Rabu, 14 Maret 2018

Dedonga Cara Jawa

Di Yogyakarta banyak sekali forum yang membahas tentang budaya termasuk membahas tentang serat. Salah satu yang sering saya ikuti adalah bahasan mengenai budaya bertema di Pendopo Ifada, salah satu penerbit di Yogyakarta dan untuk pembicara yang sering saya ikuti adalah Ki Herman Sinung Janutama seorang peneliti Jawa. Pas aku main ke Pendopo Ifada mas Bagus langung menyodorkan beberapa buku dan menunjukkan video Ki Herman membacakan kidung, yang kidung tersebut berisikan tentang berdoa dengan cara Jawa dan juga beberapa serat berisikan tentang danyang atau penguasa jin/gaib di banyak tempat di Indonesia. Puniki naskahipun... sumonggo.....

Oiya untuk menambah pemhaman ini ada referensi artikel berjudul Sebuah Pemahaman (klik di sini) pengantar pemahaman tentang kumara dan pembagiannya ,, ada termasuk pengertian dalang dll.

[19:30, 2/3/2018] Mas Bagus Ifada:

Dedonga Cara Jawa

Pambuka

Bawa Sekar Dhandhanggula Turu Lare :
Kang kinitha lelaguning gendhing,
Sarayuda pambukaning sekar,
Dhandhanggula turu lare,
Binarung ing swara rum,
Ruming raras kang milangoni,
Wiramane lancaran,
Mung kinarya gecul,
Pepathete nora oncat,
Wus kacakup cakepane datan cicir,
Lir-ilir gumregaha.

Katampi Tembang Ilir-Ilir :
Lir-ilir lir-ilir tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
Bocah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna kanggo masuh dodotira
Dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Domana jlumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung gedhe rembulane
Mumpung jembar kalangane
Ya suraka .. Surak iyo

Kidung Suksmawedha
(Dhandhanggula)

Ana kidung hakembang hartati, sapa weruh reke
araningwang, duk ingsun ana ing ngare, miwah duk aneng
gunung, Ki Samurta lan Ki Samurti, ngalih aran ping
tiga, Artadaya tengsun, araningsun duk jajaka, Ki
Artati mangke araningsun ngalih, sapa weruh
araningwang.

Sapa weruh kembang tepus kaki, sasat weruh reke
Artadaya, tunggal pancer lan uripe, sapa wruh ing
panuju, sasat sugih pagere wesi, rineksa wong sajagad,
kang angidung iku, lamun dipun apalena, kidung iku den
tutug padha sawengi, adoh panggawe ala.

Lawan rineksa dening Hyang Widdhi, sakarsanya tinekan
dening Hyang, rineksa ing janma kabeh, kang maca kang
angrungu, kang anurat myang kang animpeni, yen ora
bisa maca, simpenana iku, temah ayu kang sarira, yen
linakon dinulur sasedyaneki, lan rineksa dening Hyang.

Yogyakarta I am Here.....


Wisuda bulan Agustus 2016 lalu yang bergelar S.Pd. di IKIP Siliwangi Bandung, aku memang langsung merencanakan untuk mengambil Pendidikan Profesi Guru (PPG) terlebih dahului dengan mengikuti program SM3T. Aku sengaja tidak mendaftar-daftar ke sekolah untuk mengajar karena alasan peraturan pemerintah tentang guru. Ini mungkin dilematika bagi guru di seluruh Indonesia, dan menjadi guru itu adalah momok yang sedikit menakutkan. Kalian tahu kenapa? karena gaji guru honorer tidaklah seberapa.. Emmm... but It is true. Dan menurut peraturan tentang guru yang terbaru, guru yang belum PLPG (istilah dulu) atau belum PPG (istilah sekarang) belum legal menjadi guru. PPG ini juga sebenarnya melindungi hak guru dalam hal honor. 

Bulan Juni 2016 sebetulnya ada pendaftaran SM3T, aku sempat mendaftar tapi karena kembaran lulus kemudian dia meminta untuk mendaftar SM3T tahun depan. Setengah tahun menganggur, bolak-balik Yogyakarta - Bandung - Cilacap dan travel ke beberapa tempat akhirnya aku memutuskan untuk mengajar les di Cilacap Kota. Baru empat bulan memberi les anak SD dan SMP akhirnya Ristek Dikti membuka program PPG Bersubsidi. Ada dua acam PPG Bersubsidi yang ditawarkan, yaitu PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan. PPG Prajabatan adalah program profesi untuk lulusan linier dengan profesi yang dibuka dengan usia dibawah 28 tahun dan belum menikah. PPG Dalam Jabatan (Daljab) adalah bagi guru yang aktif mengajar dan sudah mengantongi SK mengajar minimal dua tahun dan linier dengan program profesi yang dibuka.

Well...well... yang ditunggu-tunggu akhirnya .... Aku langsung daftar, dan langsung mendaftar di Yogyakarta. Kota yang