bismillah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Rabu, 17 November 2021

ESSAY BERJUDUL SARISWARA DI ERA 4.0


Oleh : Rahayu Nur Hayati

Rahayunh05@gmail.com / +6287724444709

 

Dewasa ini negara di dunia termasuk Indonesia mengalami globalisasi yang sangat sigifikan didukung adanya penggunaan teknologi digital di berbagai sektor dikenal sebagai Era Industri 4.0. Globalisasi menjadikan kegiatan manusia dalam mendapat informasi dan berinteraksi di dunia global menjadi mudah hanya dengan genggaman tangan tanpa mobilitas. Hal ini tentu akan mempermudah adanya interaksi budaya antar negara di dunia, yang jika tidak disaring budaya luar akan terakulturasi dengan budaya asli nusantara, dan lambat laun dapat menggerus budaya asli bangsa Indonesia. Salah satu langkah untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan yang mengaitkan kultur dan budaya lokal pada kegiatan pendidikan utamanya di sekolah-sekolah dan pamong menjadi kunci utama terlaksananya hal tersebut. Sejalan dengan visi dan misi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2020-2024 mengenai penggunaan karya sastra dan melestarikan budaya dalam pendidikan.

Diperlukan program untuk mensukseskan program Kemendibud mengenai pembelajaran berbasis sastra dan melestarikan budaya. Metode Sariswara Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan salah satu metode dalam membangun manusia yang berilmu dan berbudaya. Menurut Labolatorium Sariswara,

Metode Sariswara adalah metode pendidikan melalui media kesenian yang di dalamnya membiasakan segala keindahan dan kehalusan. Kesenian yang dimaksud di sini adalah seni budaya dan sastra yang erat kaitannya dengan tradisi lokal yang dekat dengan lingkungan tempat siswa tumbuh dan berkembang atau disebut sebagai metakognitif. Sehingga, diharapkan dengan menggunakan Metode Sariswara selain mencapai kemampuan akademis yang dinilai dari kognitif siswa tetapi juga dapat mengembangkan dan mengasah harmoni dan kehalusan budi para siswa yang di dunia pendidikan, dewasa ini disebut dengan afektif, bahkan Metode Sariswara dapat digunakan untuk melatih psikomotorik siswa sehingga dapat membangun manusia yang berilmu dan berbudaya.

Pentingnya membangun bangsa yang berilmu, mempunyai rasa memiliki, dan secara psikimotorik ikut serta aktif berbudaya diharapkan dapat menyaring budaya luar yang masuk di Indonesia. Pada sudut pandang lain, genarasi yang berkarakter budaya diharapkan tidak hanya memiliki etos kerja yang khas sebagai warga negara Indonesia namun juga diharapkan dapat berfikir global “think globally act locally”. Sehingga generasi penerus dapat membawa Indonesia bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan unsur pembentuk alami dirinya sebagai warga negara Indonesia dan juga dalam rangka melestarikan kerangka kebudayaan lokal.

Di dunia yang serba digital seperti sekarang ini penggunaan teknologi sangatlah penting dalam eksistensi suatu kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kegiatan Metode Sariswarapun dapat mengikuti perkembangan teknologi. Kesuksesan visi misi Kemdikbud RI tersebut dapat dicapai dengan penggunaan Metode Sariswara dengan mengintegrasikan unsur kebudayaan dan teknologi di Era Industri 4.0 seperti sekarang ini. Kunci keberhasilan Sariswara terdapat pada penerapan pembelajaran Sariswara di sekolah-sekolah dan juga pamong yang paham dan mumpuni di bidang Sariswara.

Sehingga dengan adanya workshop Sariswara bagi para pamong dan guru di nusantara diharapkan mampu mendorong sekolah-sekolah di nusantara menggunakan Metode Sariswara dan visi misi pendidikan berkarakter, berbudi dan berbudaya dapat tercapai dengan baik dan generasi penerus bangsa tanpa meninggalkan unsur kebudayaan dapat membangun bangsa dan mampu bersaing di dunia internasional. Sebagai seorang pamong di salah satu sekolah menengah atas di Yogyakarta, sudah seharusnya saya ikut serta andil dalam program Pelopor Pamong Sariswara yang diadakan oleh Taman Siswa bekerjasama dengan Balai Pelestari Nilai Budaya D. I. Yogyakarta dan juga bekerjasama dan didanai oleh Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia. Untuk itu, saya berkomitmen untuk mengikuti, mendalami dan mengaplikasikan Metode Sariswara dalam pembelajaran di sekolah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar