Oleh
: Rahayu Nur Hayati
Rahayunh05@gmail.com / +6287724444709
Dewasa
ini negara di dunia termasuk Indonesia mengalami globalisasi yang sangat
sigifikan didukung adanya penggunaan teknologi digital di berbagai sektor
dikenal sebagai Era Industri 4.0. Globalisasi menjadikan kegiatan manusia dalam
mendapat informasi dan berinteraksi di dunia global menjadi mudah hanya dengan
genggaman tangan tanpa mobilitas. Hal ini tentu akan mempermudah adanya
interaksi budaya antar negara di dunia, yang jika tidak disaring budaya luar
akan terakulturasi dengan budaya asli nusantara, dan lambat laun dapat
menggerus budaya asli bangsa Indonesia. Salah satu langkah untuk mencegah hal
tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan yang mengaitkan kultur dan budaya
lokal pada kegiatan pendidikan utamanya di sekolah-sekolah dan pamong menjadi
kunci utama terlaksananya hal tersebut. Sejalan dengan visi dan misi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2020-2024 mengenai
penggunaan karya sastra dan melestarikan budaya dalam pendidikan.
Diperlukan program untuk mensukseskan program Kemendibud mengenai pembelajaran berbasis sastra dan melestarikan budaya. Metode Sariswara Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan salah satu metode dalam membangun manusia yang berilmu dan berbudaya. Menurut Labolatorium Sariswara,
Metode Sariswara adalah metode pendidikan melalui media kesenian yang di dalamnya membiasakan segala keindahan dan kehalusan. Kesenian yang dimaksud di sini adalah seni budaya dan sastra yang erat kaitannya dengan tradisi lokal yang dekat dengan lingkungan tempat siswa tumbuh dan berkembang atau disebut sebagai metakognitif. Sehingga, diharapkan dengan menggunakan Metode Sariswara selain mencapai kemampuan akademis yang dinilai dari kognitif siswa tetapi juga dapat mengembangkan dan mengasah harmoni dan kehalusan budi para siswa yang di dunia pendidikan, dewasa ini disebut dengan afektif, bahkan Metode Sariswara dapat digunakan untuk melatih psikomotorik siswa sehingga dapat membangun manusia yang berilmu dan berbudaya.Pentingnya
membangun bangsa yang berilmu, mempunyai rasa memiliki, dan secara psikimotorik
ikut serta aktif berbudaya diharapkan dapat menyaring budaya luar yang masuk di
Indonesia. Pada sudut pandang lain, genarasi yang berkarakter budaya diharapkan
tidak hanya memiliki etos kerja yang khas sebagai warga negara Indonesia namun
juga diharapkan dapat berfikir global “think
globally act locally”. Sehingga generasi penerus dapat membawa Indonesia
bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan unsur pembentuk alami
dirinya sebagai warga negara Indonesia dan juga dalam rangka melestarikan kerangka
kebudayaan lokal.
Di
dunia yang serba digital seperti sekarang ini penggunaan teknologi sangatlah
penting dalam eksistensi suatu kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kegiatan Metode
Sariswarapun dapat mengikuti perkembangan teknologi. Kesuksesan visi misi
Kemdikbud RI tersebut dapat dicapai dengan penggunaan Metode Sariswara dengan
mengintegrasikan unsur kebudayaan dan teknologi di Era Industri 4.0 seperti
sekarang ini. Kunci keberhasilan Sariswara terdapat pada penerapan pembelajaran
Sariswara di sekolah-sekolah dan juga pamong yang paham dan mumpuni di bidang
Sariswara.
Sehingga
dengan adanya workshop Sariswara bagi
para pamong dan guru di nusantara diharapkan mampu mendorong sekolah-sekolah di
nusantara menggunakan Metode Sariswara dan visi misi pendidikan berkarakter,
berbudi dan berbudaya dapat tercapai dengan baik dan generasi penerus bangsa
tanpa meninggalkan unsur kebudayaan dapat membangun bangsa dan mampu bersaing
di dunia internasional. Sebagai seorang pamong di salah satu sekolah menengah
atas di Yogyakarta, sudah seharusnya saya ikut serta andil dalam program
Pelopor Pamong Sariswara yang diadakan oleh Taman Siswa bekerjasama dengan
Balai Pelestari Nilai Budaya D. I. Yogyakarta dan juga bekerjasama dan didanai
oleh Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia. Untuk itu, saya berkomitmen untuk
mengikuti, mendalami dan mengaplikasikan Metode Sariswara dalam pembelajaran di
sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar