Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya.
Baik dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat
sedih dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu kewajaran dalam hidup
manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam
setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Bagaimanakah cara diri untuk me-manage rasa sakit hati ?
Allah Ta'ala dan RasulNya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa sajakah itu?
1. Muhasabah (Koreksi Diri).
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri, Dengki,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
Jauhilah olehmu sifat dengki/iri hati, karena sesungguhnya dengki itu bisa menghabiskan amal-amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."
(HR. Abu_Daud)
Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah bisa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda:
"Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).
3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggal lah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, "Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola."
4. Menumbuhkan Sifat Pemaaf.
Bukakanlah hati untuk memaafkan ... Bukankah kita pun tak luput dari kesalahan, dan menginginkan Allah pun memberi maaf atas kesalahan-kesalahan kita ...
"Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
Demikian firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf: 199.
Allah sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hambaNya. Tak peduli sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).
5. Berprasangka Baik
Allah berfirman, "Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat: 12).
6. Menumbuhkan Sikap Ikhlas.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun, ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Orang yang ikhlas akan lebih mudah mengatur kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah ia mengantungkan harapan.
Sungguh, Ikhlas itu indah, tenang dan menentramkan hati ..
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda tentang akhlak yang baik:
"Sesungguhnya seorang hamba Allah akan mencapai derajat tinggi dan tempat yang mulia di akhirat nanti karena kebagusan akhlaknya, sekalipun ibadahnya tidak terlalu banyak"
Dari Anas bin Malik Rhadyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassala berkata :
"Sesungguhnya budi pekerti yang baik akan melelehkan semua kekhilafan seperi cahaya matahari mencairkan salju.. "
Salah satu doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam:
"Ya Allah, ya Tuhanku berilah aku petunjuk kepada akhlak yang baik dan sebaik-baiknya. Tidak ada yang dapat memberi petunjuk kecuali Engkau .. "
Aamin ya Robbal alamin.
Sahabat fillah ,
Bila ada yang sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat di atas. Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada pun akan terasa lapang. Insya Allah.
Semoga bermanfaat ..
Keep Istiqomah ^__^
Bagaimanakah cara diri untuk me-manage rasa sakit hati ?
Allah Ta'ala dan RasulNya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa sajakah itu?
1. Muhasabah (Koreksi Diri).
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri, Dengki,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
Jauhilah olehmu sifat dengki/iri hati, karena sesungguhnya dengki itu bisa menghabiskan amal-amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."
(HR. Abu_Daud)
Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah bisa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda:
"Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).
3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggal lah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, "Jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola."
4. Menumbuhkan Sifat Pemaaf.
Bukakanlah hati untuk memaafkan ... Bukankah kita pun tak luput dari kesalahan, dan menginginkan Allah pun memberi maaf atas kesalahan-kesalahan kita ...
"Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
Demikian firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf: 199.
Allah sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hambaNya. Tak peduli sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).
5. Berprasangka Baik
Allah berfirman, "Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat: 12).
6. Menumbuhkan Sikap Ikhlas.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun, ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Orang yang ikhlas akan lebih mudah mengatur kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah ia mengantungkan harapan.
Sungguh, Ikhlas itu indah, tenang dan menentramkan hati ..
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda tentang akhlak yang baik:
"Sesungguhnya seorang hamba Allah akan mencapai derajat tinggi dan tempat yang mulia di akhirat nanti karena kebagusan akhlaknya, sekalipun ibadahnya tidak terlalu banyak"
Dari Anas bin Malik Rhadyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassala berkata :
"Sesungguhnya budi pekerti yang baik akan melelehkan semua kekhilafan seperi cahaya matahari mencairkan salju.. "
Salah satu doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam:
"Ya Allah, ya Tuhanku berilah aku petunjuk kepada akhlak yang baik dan sebaik-baiknya. Tidak ada yang dapat memberi petunjuk kecuali Engkau .. "
Aamin ya Robbal alamin.
Sahabat fillah ,
Bila ada yang sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat di atas. Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada pun akan terasa lapang. Insya Allah.
Semoga bermanfaat ..
Keep Istiqomah ^__^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar