FILOSOFI TEMBANG JAWA
"SLUKU - SLUKU BATHOK"
(Semoga bermanfaat, selamat
hari Senin : sobat #Jogja &
tweeps @YogyakartaCity) ...
Masih ingat tembang Jawa yang
diciptakan oleh para Walisongo
dalam menyebarkan agama
Islam di tanah Jawa?. Salah
satunya adalah tembang Sluku-
Sluku Batok. Ini adalah
tembangnya:
Sluku-sluku bathok,
Bathoke ela-elo,
Si Rama menyang Solo,
Oleh-olehe payung motho,
Mak jenthit lolo lo bah,
Wong mati ora obah,
Yen obah medeni bocah,
Yen urip goleko duwit.
Tapi apakah kalian mengerti apa
makna tembang tersebut?.
Berikut ini Filosofi tembang
tersebut:
Sluku-sluku bathok
berasal dari bahasa
Arab ;Ghuslu-ghuslu batnaka,
artinya,''mandikanlah
batinmu'',Membersihkan batin
dulu sebelum sebelum
membersihkan badan atau
raga.Sebab lebih mudah
membersihkan badan
dibandingkan membersihkan
batin atau jiwa.
Bathoke ela-elo ; berasal dari
bahasa Arab: batine La Ilaha
Illallah
maksudnya ; hatinya senantiasa
berdzikir kepada Allah,diwaktu
senang maupun susah,dikala
menerima nikmat maupun
musibah,sebab setiap peristiwa
yang di alami manusia,pasti
menggandung hikmah.
Si Rama Menyang Solo
Maksudnya ;
Mandilah,bersucilah,kemudian
kerjakanlah sholat.Allah
menciptakan manusia tidak lain
adalah agar
menyembah ,menghambakan
diri kepada-Nya.
Oleh-olehe patyung
motho ;berasal dari bahasa
Arab: Laillaha Illalah hayyum
mauta ;
Dzikir pada Allah mumpung
masih hidup,bertaubat sebelum
datangnya maut.Manusia hidup
di dunia tidak hanya sekedar
memburu kepentingan duniawi
saja. Kesadaran akan hidup yang
kekal di akhirat,menumbuhkan
semangat untuk mencari bekal
yang diperlukan.
Mak jenthit lolo o bah :
kematian itu datangnya tiba-tiba,
tak ada yang tahu. Tak bisa
dimajukan atau dimundurkan
walau sesaat. Sehingga saat kita
hidup, kita harus senantiasa
bersiap dan waspada. Selalu
mengumpulkan amal kebaikan
sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah : Saat
kematian datang, semua sudah
terlambat. Kesempatan beramal
hilang. Banyak ingin minta
dihidupkan tapi Allah tidak
mengijinkan. Jika mayat hidup
lagi maka bentuknya
menakutkan dan mudharat-nya
akan lebih besar.
Yen urip golekno dhuwit :
Kesempatan terbaik untuk
berkarya dan beramal adalah
saat ini. Saat masih hidup. Pengin
kaya, pengin membantu orang
lain, pengin membahagiakan
orang tua: sekaranglah saatnya.
Sebelum terlambat, sebelum
segala pintu kesempatan
tertutup.
Mudah-mudahan kita semua
bisa menerapkan dan
mengamalkan makna dari syair
di dalam lagu “SLUKU-SLUKU
BATHOK”. Bukan hanya untuk
sekedar lagu dolanan, akan
tetapi merupakan keadaan yang
harus dilakukan setiap manusia
di bumi agar selalu dekat
dengan Sang Maha Pencipta.
(dr berbagai sumber)
"SLUKU - SLUKU BATHOK"
(Semoga bermanfaat, selamat
hari Senin : sobat #Jogja &
tweeps @YogyakartaCity) ...
Masih ingat tembang Jawa yang
diciptakan oleh para Walisongo
dalam menyebarkan agama
Islam di tanah Jawa?. Salah
satunya adalah tembang Sluku-
Sluku Batok. Ini adalah
tembangnya:
Sluku-sluku bathok,
Bathoke ela-elo,
Si Rama menyang Solo,
Oleh-olehe payung motho,
Mak jenthit lolo lo bah,
Wong mati ora obah,
Yen obah medeni bocah,
Yen urip goleko duwit.
Tapi apakah kalian mengerti apa
makna tembang tersebut?.
Berikut ini Filosofi tembang
tersebut:
Sluku-sluku bathok
berasal dari bahasa
Arab ;Ghuslu-ghuslu batnaka,
artinya,''mandikanlah
batinmu'',Membersihkan batin
dulu sebelum sebelum
membersihkan badan atau
raga.Sebab lebih mudah
membersihkan badan
dibandingkan membersihkan
batin atau jiwa.
Bathoke ela-elo ; berasal dari
bahasa Arab: batine La Ilaha
Illallah
maksudnya ; hatinya senantiasa
berdzikir kepada Allah,diwaktu
senang maupun susah,dikala
menerima nikmat maupun
musibah,sebab setiap peristiwa
yang di alami manusia,pasti
menggandung hikmah.
Si Rama Menyang Solo
Maksudnya ;
Mandilah,bersucilah,kemudian
kerjakanlah sholat.Allah
menciptakan manusia tidak lain
adalah agar
menyembah ,menghambakan
diri kepada-Nya.
Oleh-olehe patyung
motho ;berasal dari bahasa
Arab: Laillaha Illalah hayyum
mauta ;
Dzikir pada Allah mumpung
masih hidup,bertaubat sebelum
datangnya maut.Manusia hidup
di dunia tidak hanya sekedar
memburu kepentingan duniawi
saja. Kesadaran akan hidup yang
kekal di akhirat,menumbuhkan
semangat untuk mencari bekal
yang diperlukan.
Mak jenthit lolo o bah :
kematian itu datangnya tiba-tiba,
tak ada yang tahu. Tak bisa
dimajukan atau dimundurkan
walau sesaat. Sehingga saat kita
hidup, kita harus senantiasa
bersiap dan waspada. Selalu
mengumpulkan amal kebaikan
sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah : Saat
kematian datang, semua sudah
terlambat. Kesempatan beramal
hilang. Banyak ingin minta
dihidupkan tapi Allah tidak
mengijinkan. Jika mayat hidup
lagi maka bentuknya
menakutkan dan mudharat-nya
akan lebih besar.
Yen urip golekno dhuwit :
Kesempatan terbaik untuk
berkarya dan beramal adalah
saat ini. Saat masih hidup. Pengin
kaya, pengin membantu orang
lain, pengin membahagiakan
orang tua: sekaranglah saatnya.
Sebelum terlambat, sebelum
segala pintu kesempatan
tertutup.
Mudah-mudahan kita semua
bisa menerapkan dan
mengamalkan makna dari syair
di dalam lagu “SLUKU-SLUKU
BATHOK”. Bukan hanya untuk
sekedar lagu dolanan, akan
tetapi merupakan keadaan yang
harus dilakukan setiap manusia
di bumi agar selalu dekat
dengan Sang Maha Pencipta.
(dr berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar