Hmmmm...... kayaknya kita belum pernah bahas masalah pendidikan yah guys...... Kali ini penulis akan membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas atau yang biasa dikenal sebagai PTK. PTK ini adalah salah satu materi Pendidikan dan Latihan Profesional Guru (PLPG). Pasti pada berfikiran wah penulisnya udah jadi guru nii,,, ehehe padahal belum kog aku masih semester pertama di Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Bandung ^_^ kebetulan pak dhe(uwa) nyuruh aku buat ngetikin bahan ajarnya di UPI,,aku masukin ajah deh di blog buat isi-isi karena lama juga ega ngepos :-D
nah ini dia tentang Penelitian Tindakan Kelas yang aku rangkum dari buku BAHAN AJAR Profesionalisme Guru, PTK dan KTI dari UPI... Lets See.....
A. Pengertian Penelitian Tindakan
Kelas
(PTK) yang merupakan terjemahan dari Classroom
Action Research (CAR) adalah Action Research yang dilaksanakan oleh guru di
dalam kelas. Action Research yang diterjemahkan menjadi penelitian kelas pada
hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-…”, yang
dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
bisa dipecahkan.
Terdapat beberapa pengertian para ahli tentang
penelitian tindakan kelas. Seperti dalam Wiriatmadja (2007:11) diungkapkan
beberapa pengertian PTK, yaitu sebagai
berikut :
a.
Hopkins (1993) :
PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
subtensif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin ikuiri, atau suatu
usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
suatu proses perbaikan dan perubahan.
b.
Repoport (1970)
: PTK untuk membatu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi
dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan
kerjasama dalam kerangkayang disepakati bersama.
c.
Kemmis (1983) :
penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri refleksi yang dilakukan secara
kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :
·
Kegiatan praktek
sosial atau pendidikan mereka.
·
Pemahaman mereka
mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini.
·
Situasi yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
d.
Ebbut (1985) :
PTK adalah kajian sistematik dari perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil ari tindakan-tindakan tersebut.
e.
Elliot (1991) :
PTK sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk
memperbaiki kualitas sosial tersebut.
Secara
ringkas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat (Wardani, 207:1,4).
B. Karakteristik Pengertian Tindakan
Kelas
Dari
beberpa pengert, kita dapat menemukan beberapa karakteristik PTK, diantaranya :
1. Adanya masalah
dalam PTK dipacu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang
dilakukanya selama ini kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan
kata lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik
pembelajaran yang dilakukan selama ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari
dalam diri guru sendiri (an inquiri of
practice from within), bukan oleh orang dari luar. Tegasnya kepedulian guru
terhadap kualitas pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal dari munculnya masalah
yang perlu dicari jawabanya.
2. Self reflective inquiry
atau penelitian melui refleksi diri,
merupakan ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang
mengumpulkan data dari lapangan objek atau tempat lain sebagai responden maka
PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data diri praktiknya sendiri melalui
refleksi diri. Ini berarti guru mencoba mengingat sendiri apa yang dikerjakanya
di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian yang
terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.
3. Penelitian
tindakan kelas dilakukan di dalam kelas,
sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku
gur dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk meperbaiki
pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap terus menerus, selamam
kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
pelaksanaan berdasarkan pola :
perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang).
5. Bersifat
longitudinal, artinya PTK harus
berlangsung dalam jangkawaktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu
untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai
pelaksanaannya.
6. Bersifat praktikular-spesifik jadi
tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil.
Hasilnyapun tidak untuk digeneralisasi meskipun mungkin ditetapkan oleh orang
lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
7. Bersifat partisipatoris, dalam
arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu di
ubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti
sekaligus yang diteliti pula.
8. Bersifat emik (bukan
etik), artinya PTK memandang pelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang
tidak berjarak dengan yang diteliti, bukan menurut sudut pandang orang luar
yang berjarak dengan orang yang diteliti.
9. Bersifat kolaboratif atau
kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerjasama atau kerja bersama antara
peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan
penelitian.
10. Bersifat kausistik,
artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran
yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru menggarap masalah-masalah besar.
11. Menggunakan
konteks alamiah kelas, artinya kelas
sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa
demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.
12. Mengutamakan
adanya kecukupan data yang diperlukan
untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentatifkan (keterwakilan
jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan
statistic yang sederhana, bukan yang rumit.
13. Bermaksud
mengubah kenyataan, dan situasi
pembelajran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun
teori dan menguji hipotesis.
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan
kegiatan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk :
1. Memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik
pembelajaran yang dilaknsanakan guru demu tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Memperbaiki
dan meningkatkan kinerja-kinerja
pembelajaran yang dilaukan oleh guru.
3. Mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran kelas agar pembelajaran
bermutu.
4. Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam
memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi
siswa dan kelas yang diajarinya.
5. Mengeksplorasi
dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya,
pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran.
6. Mencoba
gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
7. Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasi penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris
kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
D. Manfaat penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan
kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, pembelajar maupun
sekolah.
1. Menfaat
penelitian tindakan kelas bagi guru.
Bagi guru, PTK mempunyai beberapa
manfaat sebagai berikut :
a.
Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran
akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.
b. Membantu
guru berkembang secara profesional
karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu menunjukan
otonominyasebagai pekerja profesional.
c.
Meningkatkan rasa percaya diri guru.
d. Memungkinkan
guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan.
2. Memanfaatkan
penelitian tindakan kelas bagi pembelajar/siswa.
Bagi pembelajar/siswa,
PTK bermanfaat untuk meningkatkan hasil/proses
belajar siswa, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model
bagi para siswa dalam sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3. Menafaat
penelitian tindakan kelas bagi sekolah.
Bagi sekolah,
PTKmembantu sekolah untuk berkembang
karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan guru di
sekolah tersebut.
E. Keterbatasan Penelitian Tindakan
Kelas
Disamping
mempunyai manfaat, PTK sebagai salah satu metode penelitian mempunyai beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Validitasnya
masih sering disangsikan.
2. Validitas
atau kesahihan PTK sebagai penelitian ilmiah seringkali dipertanyakan. Metodologi yang agak longgar yang lebih bersifat
informal meskipun dijaga keobjektifanya masih menimbulakan keraguan.
3. Tidak
mungkin melakukan generalisasi karena sampel terbatas.
4. Kita
tidak dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian PTK berlaku dan ampuh dilakukan
dikelas atau di sekolah yang lain. Meskipun demikian hasil penelitian tersebut
tentu dapat diujicoba oleh guru lain dengan mempertimbangkan berbagai
modifikasi sesuai kondisi kelasnya.
Workshop
PTK meruoakan tindak lanjut dari pendalam materi PTK sebelumnya. Workshop io
sebagai berikut.
1. Peserta
difasilitasi instruktur mengidentifaikasi
masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas pada sekolah tempat
tugasnya.
2. Peserta
memilih masalah yang penting dan
memerlukan pemecahan dengan segera.
3. Peserta
membuat rencana proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang sekurang-kurangnya mengandung unsure: (1) judul, (2) latar belakang masalah, (3) rumusan masalah, (4) kajian teori walaupun hanya point-point
yang akan dibahas (5) metodologi
penelitian tindakan kelas, sekurang-kurangnya berisi: setting, scenario PTK
dan criteria keberhasilan PTK.
4. Peserta
mempresentasikan rancangan proposal.
semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar