MENGENAL KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA MELALUI ARSIP
Keistimewaan Yogyakarta menjadi salah satu pesona Indonesia
di mata dunia, keberadaan kerajaan besar menjadikan Yogyakarta sebagai pusat
perkembangan kebudayaan. Lembaga kearsipan mempunyai peran penting dalam
pemeliharaan arsip dan pelestarian pengetahuan sejarah Yogyakarta mulai dari
masa Mataram Kuno, Mataram Islam, hingga masa Kraton Yogyakarta dan Pura
Pakualaman.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah
Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu tempat dimana kita dapat menemukan
arsip-arsip penting perjalanan Yogyakarta. Arsip kadang dipandang sebagai benda
kuno yang harus disimpan dan jarang sekali dibuka. Namun, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempengaruhi cara mempelajari dan menikmati arsip.
DPAD DIY dikepalai oleh Dra. Monika Nur Lastiyani, M. M. melaunching Diorama
Arsip Jogja pada Februari 2022, dimana arsip keistimewaan Yogyakarta dibumikan
dan diperkenalkan kepada masyarakat dalam bentuk kekinian.
Diorama Arsip Jogja menceritakan Yogyakarta selama
kurun waktu 430 tahun, mulai dari masa Panembahan Senopati hingga masa kini
pada era Hamengkubuwono X yang dibagi kedalam delapan belas ruangan. Melalui
ruangan-ruangan tersebut pengunjung dibuat seperti berjalan dilorong waktu
dengan disuguhi berbagai macam interpretasi arsip dalam bentuk karya lukisan, patung,
foto, hologram, duplikasi manuskrip, dan film. Pengalaman interaksi dengan
arsip dibeberapa ruangan juga disuguhkan menggunakan augmented reality
dan immersive technology.
DPAD DIY menobatkan lima Duta Arsip pada 31 Juni 2022 yang
terlibat dalam program dan kegiatan kearsipan di DPAD, yang juga mempunyai
tugas untuk memperkenalkan arti dan fungsi arsip. Dalam perjalanannya Duta
Arsip telah dilibatkan dalam kegiatan pameran arsip Mangayubagyo Pelantikan
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY periode 2022-2027. Duta Arsip juga terlibat
sebagai pendamping Kapanewon Banguntapan Bantul dan Mahasiswa Jurusan Arsip UGM
dalam acara Wisata Sadar Arsip DPAD DIY dimana peserta diajak mengunjungi Depo
Arsip DPAD DIY, Kraton Yogyakarta, Pura Pakualaman dan Diorama Arsip Jogja. Wisata
Sadar Arsip mengedukasi peserta tentang tata pengelolaan, restorasi,
penyimpanan dan layanan arsip di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kesempatan menjadi Duta Arsip memperluas horizon
tentang arsip, memotivasi diri untuk berkembang mempelajari ilmu kearsipan, sejarah,
kebudayaan, seni dan ilmu baru lainnya baik yang datang dari ahli Indonesia
maupun ahli luar negeri. DPAD DIY bekerjasama dengan Mahasiswa Kedokteran UGM
yang menjadi tuan rumah Asian Medical Students’ Exchange Program (AMSEP)
Chapter Philippine. Pada akhir acara tersebut 13 Agustus 2022, pengalaman
berharga bagi saya sebagai Duta Arsip diberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya
dan sejarah Indonesia melalui Diorama Arsip Jogja. Pengalaman menarik lainnya
adalah ketika DPAD mengundang pembicara nasional maupun internasional dalam
kegiatan rapat koordinasi maupun seminar kearsipan.
Pada 29 Agustus 2022, Duta Arsip DIY berkesempatan
mengikuti Rapat Koordinasi Penyusunan Naskah Sumber Arsip Perjalanan Kembalinya
Naskah Kasultanan Yogyakarta dari Inggris ke Yogyakarta. Pembicara dalam rakor
tersebut antara lain Peter Carey sejarawan Inggris, Eko Suwanto DPRD DIY,
Trisundari purna bakti Kabid Arsip Statis DPAD DIY dan dimoderatori oleh Waluyo
Kardiman dosen Vokasi Kearsipan UGM. Penyusunan naskah sumber arsip tersebut
dimulai saat Pemda DIY tahun 2014 mencoba melacak manuskrip dan naskah Kraton
Yogyakarta saat peristiwa Geger Sepehi ke British Library. Naskah dan manuskrip
yang berhasil dilacak dan menyerahkan file tersebut dalam bentuk digital kepada
ngarsa dalem Hamengkubuwana X.
Peter Carey menyampaikan bahwa naskah Indonesia yang
ada di British Library ada sekitar tujuh puluh lima naskah manuskrip yang
berasal dari Kasultanan Yogyakarta dan sebagian lainya adalah koleksi pribadi
dari Rovet. Manuskrip tersebut sudah digitalisasi dan dapat di akses website www.bl.uk, beberapa naskah
sudah dicetak oleh DPAD DIY dan dapat dibaca di ruang Layanan Arsip. Tahun 1988
Inggris sudah membuat microfilm naskah-naskah tersebut dan menyerahkannya
kepada Kasultanan Yogyakarta, tetapi saat beliau datang ke Widya Budaya
Perpustakaan Kraton untuk mempelajari arsip tentang pangeran Diponegoro
microfilm tersebut sudah tidak bisa dibuka. Belajar dari hal tersebut Carey
mengkritik sistem penyimpanan dan perawatan arsip di Indonesia supaya dilakukan
berdasarkan standar internasional agar arsip tetap terjaga dengan baik. Tidak
hanya itu, kritik terhadap masyarakat Indonesia yang masih sangat minim untuk
mempelajari naskahnya sendiri. Kebanyakan buku, jurnal dan penelitian
internasional mengenai naskah Indonesia justru ditulis oleh orang asing. Peter
Carey menyarankan agar naskah manuskrip Indonesia dapat diduplikasi,
ditransliterasi, dan dipopulerkan menjadi bentuk karya film, kartun, dipelajari,
ditulis kembali dan diajarkan kepada masyarakat.
Eko Suwanto, DPRD DIY, menyampaikan saat melacak
naskah Kraton Yogyakarta di British Library. Beliau menggambarkan penyimpanan
dan pengelolaan arsip di perpustakaan tersebut sangatlah baik. “Pegawai British
Library betul-betul merawat dan memperlakukan arsip dengan baik, salah satunya
adalah tidak boleh membawa handphone, memotret atau memvideo naskah kuno karena
cahaya dapat mempengaruhi suhu ruangan.” terang Eko. Sayangnya di Indonesia belum
menerapkan peraturan ketat tetang arsip, bahkan di Indonesia dan Yogyakarta
sendiri belum ada anggaran dan perhatian yang cukup untuk merawat, meneliti,
mendigitalisasi dan merenovasi ruangan penyimpanan arsip menjadi
berstandarisasi internasional.
Theresia Trisundari, purna bakti Kabid Arsip Statis
DPAD DIY memaparkan kegiatan saat pelacakan manuskrip Kraton Yogyakarta
tersebut. Hal menarik dari penyampaian beliau ketika memperlihatkan Serat Menak
Kraton Yogyakarta yang kemungkinan ditulis oleh Ratu Ageng Tegalrejo,
permaisuri Hamengkubuwono I berada di British Library. Serat tersebut menceritakan
tentang perjalanan heroik Amir Hamzah, paman Nabi Muhammad yang kurang lebih tertuang
dalam tiga ribu halaman. Menurut pak Kardiman serat tersebut yang mengilhami
pangeran Diponegoro melakukan perang Jawa untuk melawan penjajah. “Pak Lohya
menjadi donatur dalam pendigitalisasian Manuskrip Kraton Yogyakarta yang kemudian
pada 20 Maret 2018 British Library melaunching katalog Java Manuscript.”
terang bu Theresia.
Arsip adalah harta karun yang berharga dan salah satu
benteng peradaban bangsa. Arsip dan keistimewaan Yogyakarta saling mengisi dan
menyempurnakan. Perjalanan berharga menjadi Duta Arsip DIY sehingga dapat mengetahui
cerita yang terkandung didalam arsip itu sendiri maupun perjalanan pengelolaan
arsip di Indonesia. Dibalik perjalanan tersebut masih banyak PR dalam pengelolaan
arsip agar dapat terjaga dan ilmu di dalamnya dapat dipelajari dan dapat
diwariskan sebagai kekayaan Indonesia. Yang terpenting adalah bagaimana
mengedukasi masyarakat dalam penyimpanan arsip, membudayakan untuk membaca,
mempelajari arsip sehingga manfaatnya dapat dipetik melalui Gerakan Sadar Arsip.
DPAD DIY menjadi salah satu tempat dimana masyarakat mempelajari arsip melalui
ruang Layanan Arsip dan Diorama Arsip Jogja. Selain itu di gedung Depo Arsip
masyarakat bisa mendapat layanan menyalin arsip dan merestorasi arsip pribadi
maupun instansi. Salam Arsip!